
Dan secara tak langsung perasaan yang tak pernah diketahui kapan datangnya ini berhasil menjadikan mereka sebagai insan yang memiliki warna dalam kehidupan. Cinta memang indah, namun tak semua kisahnya selalu disertai keindahan yang mutlak sebagai sebuah jaminan di dalamnya.

Jauh di sisi itu, seorang pria telah lahir dan diciptakan dengan hati yang begitu lembut. Dan pada akhirnya pun, ia telah menjadi 'korban' yang dipilih oleh sang Cinta untuk berpijak. Ia tak kuasa menolaknya, tak ada waktu untuk melakukan hal tersebut. Ia merasakan, menikmati dan menjunjung tinggi nama sang Cinta, tanpa ia sadari bahwa Cinta yang ada di hatinya telah menjadikannya seorang budak.
Dalam jalannya roda cinta yang ia kayuh membuat ia mengerti bagaimana cara untuk membuat cinta yang ia rasakan menjadi sesuatu yang istimewa. Tak muluk-muluk, apa yang ia lakukan pada akhirnya akan tetap berkesan dan mengena di hati.
Cinta yang ia rasakan mungkin tak seindah kisah yang dialami oleh beberapa orang di sekitarnya. Namun satu yang ia sadari, cinta yang akan ia berikan akan melebihi apapun di dunia ini. Sebuah rangkaian kata terhempas, bait demi bait telah ia rangkai demi menunjukkan perasaan terdalamnya kepada salah satu kaum Hawa.
Beberapa lantunan kata telah ia goreskan pada secarik kertas yang mampu menjadi teman terbaiknya dalam mengungkapkan perasaan. Seolah tak pernah sadar dalam permainan sang Cinta, ia pun terus bernyanyi dan merintih dalam jeratan perasaanya. Bukan karena tak sadar, namun ia telah memilih untuk berpura-pura dan menutup mata akan kebodohannya. Kebodohannya dalam berkorban.
Tubuhnya lebam, hancur, tak berbentuk, namun ia tersenyum. Di balik tawanya parau, ia tak pernah henti berusaha untuk mengagungkan Cinta yang ia miliki dalam hatinya. Waktunya telah habis, namun ia berusaha melakukan penawaran dengan Tuhannya. Bahwa waktu yang ia miliki masih belum cukup untuk menunjukkan cintanya, dan tak akan pernah cukup.
Dan ketika ia sudah tak mampu melihat, merasa, berkata lagi, satu hal yang tak akan pernah ia sadari dari dirinya. Bahwa ia sudah terlalu banyak berkorban untuk Cintanya. Dan lagi-lagi kekejaman sang Cinta membuatnya tak pernah menyadari, bahwa pengorbanan nya sudah melangkah terlalu jauh. Sangat jauh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar